Jumat, 14 Oktober 2011
Kamis, 06 Oktober 2011
INFO KAOS
1. Kaos + Celana Olahraga dengan bahan TC 28 Rp 57.000/pasang.
Bahan PE lebih murah.
2. Kaos Olahraga saja dengan bahan katun Rp 37.000.
Bahan TC Lebih Murah.
Training Rp. 45.000.
3. Kaos Basket
KW 3 (Standar) Rp. 70.000
KW 2 Rp. 86.000
4. Training Olahraga model jaket tebal dengan bahan
adidas, Lotto, Diadora Rp. 80.000
5. Training Olahraga parasi dengan bahan
adidas, Lotto, Diadora Rp. 50.000
Harga di atas sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan.
Hormat Kami
E-Chaos
Bagi para pelanggan setia E-chaos beberapa bulan ini, produk kami mengalami beberapa perubahan estimasi harga.Berikut info harga terbaru dari E-chaos
1. Kaos + Celana Olahraga dengan bahan TC 28 Rp 57.000/pasang.
Bahan PE lebih murah.
2. Kaos Olahraga saja dengan bahan katun Rp 37.000.
Bahan TC Lebih Murah.
Training Rp. 45.000.
3. Kaos Basket
KW 3 (Standar) Rp. 70.000
KW 2 Rp. 86.000
4. Training Olahraga model jaket tebal dengan bahan
adidas, Lotto, Diadora Rp. 80.000
5. Training Olahraga parasi dengan bahan
adidas, Lotto, Diadora Rp. 50.000
Harga di atas sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan.
Hormat Kami
E-Chaos
Selasa, 02 Agustus 2011
EFA is a commitment made by the countries, including Indonesia, to meet education for all.
At Dakar, the delegates reiterated thier commitment to six EFA goals: early childhood care and education, providing free and compulsory primary education for all, promoting learning skills for the young and adults, increasing adult literacy by 50 percent, achieving gender parity and improving the quality of education.
They also agreed on a deadline to achieve all six goals by 2015.
Better education would not only improve standards of living, but could also save lives. “If you are a mother, you can treat your child better if you can read and write,” Leotes said.
Studies show that educated girls and women make better health-related decisions, including on antenatal care. Each additional year of a mother’s schooling reduces infant mortality rates by 5 percent to 10 percent. Children with educated mothers may be better immunized and get better nutrition.
Unfortunately, Leotes said, with four years to go to 2015, the world was still not on track in achieving its EFA goals.
“About 67 million children are still out of school, while dropout rates are still a major problem,” she said, adding that many schoolchildren were learning far too little
Di ambil dari
www.thejakartapost.com
At Dakar, the delegates reiterated thier commitment to six EFA goals: early childhood care and education, providing free and compulsory primary education for all, promoting learning skills for the young and adults, increasing adult literacy by 50 percent, achieving gender parity and improving the quality of education.
They also agreed on a deadline to achieve all six goals by 2015.
Better education would not only improve standards of living, but could also save lives. “If you are a mother, you can treat your child better if you can read and write,” Leotes said.
Studies show that educated girls and women make better health-related decisions, including on antenatal care. Each additional year of a mother’s schooling reduces infant mortality rates by 5 percent to 10 percent. Children with educated mothers may be better immunized and get better nutrition.
Unfortunately, Leotes said, with four years to go to 2015, the world was still not on track in achieving its EFA goals.
“About 67 million children are still out of school, while dropout rates are still a major problem,” she said, adding that many schoolchildren were learning far too little
Di ambil dari
www.thejakartapost.com
Baca selengkapnya...... klik disini Selengkapnya ....
Rabu, 13 Juli 2011
PTK kepentingan Guru atau Untuk Siswa ?
Berdasarkan Permendiknas No. 45 Tahun 2010 terdapat empat kriteria kelulusan peserta didik yaitu : 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dalam arti memiliki rapor semester 1 (satu) sampai dengan semester 6 (enam). 2).Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c) kelompok mata pelajaran estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; 3). Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4). Lulus Ujian Nasional.
Namun yang menjadi pertanyaan sekarang, seberapa tepatkah pemerintah menerapkan formula kelulusan siswa dengan menggabungkan 40% nilai ujian sekolah (diambil dari rata-rata raport semester 1,2,3,4, 5 untuk SMP/Sederajat serta rata-rata raport 3,4,5 untuk sekolah SMA/Sederajat)) dan 60% Ujian Nasional? Mensikapi kebijakan pemerintah terhadap formulasi kelulusan UN 2011, ada tiga hal yang mungkin dapat kita kritisi untuk dijadikan bahan pemikiran bersama:
Pertama, konsep yang diajukan oleh pemerintah dilihat dari teori evaluasi sangatlah bertolak belakang. Karena evaluasi dalam konteks pendidikan memiliki makna usaha sistematis mengumpulan berbagai informasi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai dan arti terhadap berbagai aspek (kognitif, afektif, psikomotor dan infrastruktur) pendidikan itu sendiri.
Coba kita telaah kembali, suka tidak suka UN yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat adalah domain akademis, sedangkan Ujian sekolah yang prosesnya dilalui kurang lebih tiga tahun, di dalamnya menyangkut banyak hal yang lebih menyeluruh, seperti sikap, kebiasaan, moral, pekerti dan sebagainya. Oleh karenanya pemerintah semestinya memberikan nilai presentasi besar terhadap Ujian sekolah, sesuai semangat KTSP yang memberikan porsi lebih besar terhadap sekolah, dalam menentukan penilaian hasil belajar bagi kelulusan siswa.
Kedua, jika kita mau merenung ke belakang mengenai UN, permasalahan utama pelaksanaan UN adalah menemukan konsep Ujian Nasional yang relative tepat dalam menentukan kelulusan hasil belajar siswa. Kenyataanya, pemerintah lebih concern mengotak-atik formulasi UN berdasarkan pada PP 19 tentang penentu kelulusan siswa, bukan berpedoman pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang lebih menilai hasil belajar siswa secara komprehensif, sehingga akan memunculkan pertanyaan, benarkah pendidikan kita sesuai dengan standar nasional? jika ternyata belum artinya memang harus ada yang diperbaiki terlebih dahulu agar system dapat memenuhi Standar Pendidikan Nasional.
Ketiga, jika tahun mendatang presentasi Ujian Nasional tetap dipertahankan lebih besar dari Ujian sekolah yakni 60 : 40, berarti pemerintah tetap mengedepankan kemampuan akademis menjadi segalanya, sehingga jangan heran jika UN hanya akan menjadi ajang seleksi siswa yang pintar dan tidak pintar. Hal ini tentunya bertentangan dengan makna pembelajaran, yang sejatinya belajar merupakan proses perubahan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan yang terjadi selama ini pemerintah cenderung mengedepankan aspek measurement (pengukuran) melalui hasil test pada saat menentukan kelulusan akuntabilitas kompetensi siswa tanpa memperhatikan domain lainya. Dengan demikian semuanya berpulang kepada kita, apakah proses pembelajaran yang dianggap tepat adalah penilaian dengan mengedepankan domain akademis yang diisyaratkan dengan memberikan presentasi 60 UN, atau sebaliknya bahwa penilaian selain domain akademisi jauh lebih penting !. Allohu alam.
Baru-baru ini pemerintah yang diwakili oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengeluarkan peraturan mengenai Prosedur Operasi Standar Ujian Negara (POS UN) nomor 0148/SK-POS/BSNP/2011 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2011. Kepastian formulasi UN ditegaskan setelah Kemendiknas dan Komisi X DPR RI bersepakat tidak akan memveto kelulusan dari hasil UN, dan menyetujui konsep persentase nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
Berdasarkan Permendiknas No. 45 Tahun 2010 terdapat empat kriteria kelulusan peserta didik yaitu : 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dalam arti memiliki rapor semester 1 (satu) sampai dengan semester 6 (enam). 2).Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c) kelompok mata pelajaran estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; 3). Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4). Lulus Ujian Nasional.
Namun yang menjadi pertanyaan sekarang, seberapa tepatkah pemerintah menerapkan formula kelulusan siswa dengan menggabungkan 40% nilai ujian sekolah (diambil dari rata-rata raport semester 1,2,3,4, 5 untuk SMP/Sederajat serta rata-rata raport 3,4,5 untuk sekolah SMA/Sederajat)) dan 60% Ujian Nasional? Mensikapi kebijakan pemerintah terhadap formulasi kelulusan UN 2011, ada tiga hal yang mungkin dapat kita kritisi untuk dijadikan bahan pemikiran bersama:
Pertama, konsep yang diajukan oleh pemerintah dilihat dari teori evaluasi sangatlah bertolak belakang. Karena evaluasi dalam konteks pendidikan memiliki makna usaha sistematis mengumpulan berbagai informasi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai dan arti terhadap berbagai aspek (kognitif, afektif, psikomotor dan infrastruktur) pendidikan itu sendiri.
Coba kita telaah kembali, suka tidak suka UN yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat adalah domain akademis, sedangkan Ujian sekolah yang prosesnya dilalui kurang lebih tiga tahun, di dalamnya menyangkut banyak hal yang lebih menyeluruh, seperti sikap, kebiasaan, moral, pekerti dan sebagainya. Oleh karenanya pemerintah semestinya memberikan nilai presentasi besar terhadap Ujian sekolah, sesuai semangat KTSP yang memberikan porsi lebih besar terhadap sekolah, dalam menentukan penilaian hasil belajar bagi kelulusan siswa.
Kedua, jika kita mau merenung ke belakang mengenai UN, permasalahan utama pelaksanaan UN adalah menemukan konsep Ujian Nasional yang relative tepat dalam menentukan kelulusan hasil belajar siswa. Kenyataanya, pemerintah lebih concern mengotak-atik formulasi UN berdasarkan pada PP 19 tentang penentu kelulusan siswa, bukan berpedoman pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang lebih menilai hasil belajar siswa secara komprehensif, sehingga akan memunculkan pertanyaan, benarkah pendidikan kita sesuai dengan standar nasional? jika ternyata belum artinya memang harus ada yang diperbaiki terlebih dahulu agar system dapat memenuhi Standar Pendidikan Nasional.
Ketiga, jika tahun mendatang presentasi Ujian Nasional tetap dipertahankan lebih besar dari Ujian sekolah yakni 60 : 40, berarti pemerintah tetap mengedepankan kemampuan akademis menjadi segalanya, sehingga jangan heran jika UN hanya akan menjadi ajang seleksi siswa yang pintar dan tidak pintar. Hal ini tentunya bertentangan dengan makna pembelajaran, yang sejatinya belajar merupakan proses perubahan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan yang terjadi selama ini pemerintah cenderung mengedepankan aspek measurement (pengukuran) melalui hasil test pada saat menentukan kelulusan akuntabilitas kompetensi siswa tanpa memperhatikan domain lainya. Dengan demikian semuanya berpulang kepada kita, apakah proses pembelajaran yang dianggap tepat adalah penilaian dengan mengedepankan domain akademis yang diisyaratkan dengan memberikan presentasi 60 UN, atau sebaliknya bahwa penilaian selain domain akademisi jauh lebih penting !. Allohu alam.
PTK kepentingan Guru atau Untuk Siswa ?
Kamis, 28 April 2011
KOMPETENSI FUTSAL SMP BINA DHARMA
KEJUARAAN FUTSAL III 2011
TEMA
“Ajang Prestasi Bintang Muda”
LATAR BELAKANG
1. Ajang meningkatkan prestasi siswa dalam bidang futsal.
2. Menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap futsal.
3. Mempopulerkan olahraga futsal di masyarakat.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari : Senin – Rabu
Tanggal : 30 Mei – 1 Juni 2010.
Tempat : Sekolah SMP Bina Dharma 2, Jl babakan Sari No 131 Bandung.
SASARAN
PEMENANG LOMBA
1. Top Scorer Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
2. Goal Shoot Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
3. Dribbling Contest Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
Alamat Sekretariat:
SMP Bina Dharma 2
Jl. Babakan Sari No 131 Bandung. (0227272862)
INFORMASI PENDAFTARAN
Contact Person:
KLIK DI PUNYA EKO
Pamplet dan Proposal KLIK PROPOSAL
Pamflet dapat Anda klik di punya Eko
Proposal klik di eko
Waktu Pendaftaran:
Pendaftaran lomba di sekretariat panitia dapat dilakukan pada:
Hari Senin-Jumat : 08.00 – 15.00
Hari Sabtu : 08.00 – 10.00
Web Blog:
www.gurukayailmu.blogspot.com atau www.futsalsmpbd2.blogspot.com
Email:
ekob1prasetio@gmail.com
KEJUARAAN FUTSAL III 2011
TEMA
“Ajang Prestasi Bintang Muda”
LATAR BELAKANG
1. Ajang meningkatkan prestasi siswa dalam bidang futsal.
2. Menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap futsal.
3. Mempopulerkan olahraga futsal di masyarakat.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari : Senin – Rabu
Tanggal : 30 Mei – 1 Juni 2010.
Tempat : Sekolah SMP Bina Dharma 2, Jl babakan Sari No 131 Bandung.
SASARAN
PEMENANG LOMBA
1. Top Scorer Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
2. Goal Shoot Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
3. Dribbling Contest Kompetisi FUTSAL Bina Dharma 2 tahun 2011.
Alamat Sekretariat:
SMP Bina Dharma 2
Jl. Babakan Sari No 131 Bandung. (0227272862)
INFORMASI PENDAFTARAN
Contact Person:
KLIK DI PUNYA EKO
Pamplet dan Proposal KLIK PROPOSAL
Pamflet dapat Anda klik di punya Eko
Proposal klik di eko
Waktu Pendaftaran:
Pendaftaran lomba di sekretariat panitia dapat dilakukan pada:
Hari Senin-Jumat : 08.00 – 15.00
Hari Sabtu : 08.00 – 10.00
Web Blog:
www.gurukayailmu.blogspot.com atau www.futsalsmpbd2.blogspot.com
Email:
ekob1prasetio@gmail.com
Kamis, 14 April 2011
NILAI IPA SEMENTARA SEMESTER 2 SMK KENCANA BANDUNG
BAGI ANDA YANG INGIN MELIHAT NILAI IPA, SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
Baca selengkapnya...... klik disini Selengkapnya ....Selasa, 29 Maret 2011
TUGAS REMEDIAL TIK
PILIH SATU DI ANTARA 4 FORMAT PENILAIAN YANG TERSEDIA UNTUK DIKERJAKAN
DOWNLOAD DISINI ATAU KLIK DISINI
Anda tinggal membuat program penilaian menggunakan aplikasi excell sederhana
PILIH SATU DI ANTARA 4 FORMAT PENILAIAN YANG TERSEDIA UNTUK DIKERJAKAN
DOWNLOAD DISINI ATAU KLIK DISINI
Kamis, 24 Maret 2011
Kisi-kisi IPA SMK Kencana smt 2 2010/2011
Sabtu, 19 Maret 2011
TUGAS TIK KELAS IX SMP BINA DHARMA 2 BANDUNG
download di sini
download di sini
Minggu, 23 Januari 2011
Praktik IPA Membuktikan Hukum Newton III
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Tali rapiah atau kasur tidak lebih dari 60 cm.
2. Botol mineral 500 ml.
3. Plastisin + Paku
4. Sedotan yang dapat dibengkokkan.
Langkah Kerja :
1. Potong 1/4 bagian kepala botol mineral.
2. Buat dua buah lubang kecil pada bagian kanan dan kiri sisi botol, kemudian ikat dengan rapiah antar kedua sisinya.
3. Buat 4 buah lubang seukuran diameter sedotan pada tiap sisi yagn berdekatan dengan dasar botol.
4. Potong sedotan bengkok 2-3 cm kemudian masukan pada ke 4 lubang
5. Tutup celah kecil yang terdapat padat pada lubang dan sedotan dengan plastisin agar air yang nantinya dimasukan tidak keluar dari celah.
6. Pegang tali rapiah sehingga botol dalam keadaan menggantung, dan masukan air ke dalam botol, air keluar dari lubang yang telah di pasang sedotan.
Hasil kegiatan :
Pada saat air dimasukan dalam botol dan keluar melalui lubang sedotan, maka botol akan berputar. Saat air dalam botol habis, perputaran botol secara perlahan akan berhenti.
Kesimpulanya :
Kira-kira apa...coba kita teliti bersama apakah pada kegiatan tersebut ada Aksi dan Reaksi ?. Jika ada dimana Aksinya dan kapan reaksinya! ...He...he...di telaah sendiri yaaah ?
www.gurukayailmu.blogspot.com
Saat belajar tentang gaya, maka yang terbesit pastilah seseorang bernama Newton. Ya Newton inilah orang yang sangat concern meneliti tentang gaya. Newton mengemukakan bahwa gaya sendiri terbagi menjadi tiga bentuk yang kemudian dikenal dengan Hukum Newton. Jika biasanya kita mencontohkan Aksi dan Rekasi dengan orang yang tengah melakukan tarik tambang, kali ini kita akan membuktikan hukum newton III dengan menggunakan alat yang sangat sederhana. Ingin tahu cara membuatnya, lihat penjelasanya di bawah ini :
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Tali rapiah atau kasur tidak lebih dari 60 cm.
2. Botol mineral 500 ml.
3. Plastisin + Paku
4. Sedotan yang dapat dibengkokkan.
Langkah Kerja :
1. Potong 1/4 bagian kepala botol mineral.
2. Buat dua buah lubang kecil pada bagian kanan dan kiri sisi botol, kemudian ikat dengan rapiah antar kedua sisinya.
3. Buat 4 buah lubang seukuran diameter sedotan pada tiap sisi yagn berdekatan dengan dasar botol.
4. Potong sedotan bengkok 2-3 cm kemudian masukan pada ke 4 lubang
5. Tutup celah kecil yang terdapat padat pada lubang dan sedotan dengan plastisin agar air yang nantinya dimasukan tidak keluar dari celah.
6. Pegang tali rapiah sehingga botol dalam keadaan menggantung, dan masukan air ke dalam botol, air keluar dari lubang yang telah di pasang sedotan.
Hasil kegiatan :
Pada saat air dimasukan dalam botol dan keluar melalui lubang sedotan, maka botol akan berputar. Saat air dalam botol habis, perputaran botol secara perlahan akan berhenti.
Kesimpulanya :
Kira-kira apa...coba kita teliti bersama apakah pada kegiatan tersebut ada Aksi dan Reaksi ?. Jika ada dimana Aksinya dan kapan reaksinya! ...He...he...di telaah sendiri yaaah ?
www.gurukayailmu.blogspot.com